Dengan Islam, Cintamu Tak Akan Ambyar

Oleh: Yuyun Rumiwati

Mendengar kata CINTA, apa yang terbayang di benak kita sobat? Indah, serem, atau apa? Atau seambreg persoalan efek pergaulan bebas yang justru menghiasi cinta di era kapitalis sekuler ini. Betapa nyawa melayang karena putus cinta, kehormatan pun terbang, cita-cita dan masa depan berantakan gara-gara nafsu yang mengatakan nama cinta.

Tentu, 5 huruf itu bisa berpotensi kepada kebaikan. Pun sebaliknya, bisa berpotensi membawa kehancuran. Semua, bergantung pada asas dan standart pengelolaannya.

Betapa, pengorbanan luar biasa dari para nabi dalam mengemban risalah rabb-Nya. Di sana ada cinta dan tanggung jawab pada umatnya. Bahkan, hingga kata terakhir menjelang wafat, rasulullah ucapkan kata "ummati, ummati", jika bukan cinta, apa coba yang mendorong beliau begitu memikirkan umatnya."

Begitupun perjuangan para sahabat dan para pengemban dakwah hingga Islam tersebar di berbagai belahan bumi. Jika, bukan kesadaran iman yang mengantarkan pada cinta pada Allah dan rasul-Nya serta menolong agama-Nya. Mana mungkin, harta, pikiran, tenaga bahkan nyawa dikobarkan dalam dakwah pun Medan jihad.

Lalu, bagaimana seharusnya cinta itu dipahami dan dikelola sesuai syariat, agar berbuah Rahmat? Terhindar dari maksiyat? Dan tentunya cinta kita kian berkilau

Ketika, cinta diperturutkan sebatas perasaan dan nafsu tak ayal berakhir kelabu. Namun, berbeda ketika cinta dipahami sebagai fitrah. Yang setiap manusia memiliki potensi itu. Dan Allah, sang pencipta manusia dan segala potensinya telah memberikan seperangkat aturan untuk mengelola dan menenejemen rasa cinta tersebut. 

Sebagai contoh, kita ambil dari surat At-Taubah 24. Di sana Allah tunjukkan kepada siapa prioritas dan loyalitas cinta tertinggi diberikan. Tiada lain dan bukan, adalah cinta pada Allah dan rasul-Nya. Terbalik, dengan fenomena sistem sekarang justru kecintaan terhadap dunia dan isinya sering melalaikan manusia. Atau yang kita kenal dengan hubbud dunya.

Lalu, bagaimana tips menghadirkan cinta sesuai syariat Allah, berikut beberapa tips:
  1. Mengenal dan menemukan pemahaman secara cemerlang bahwa Allah sebagai Pencipta dan pengatur. Dari sini diharapkan kokohnya akidah sebagai sumber kebangkitan.
  2. Mengkaji Islam Kaffah. Sehingga bisa memahami naluri dengan berbagai karakter dasar naluri tersebut. Yaitu naluri merasa lemah , terbatas. Sehingga memunculkan kesadaran dan pemahaman akidah yang benar dan siap sami'na wa atho'na terhadap tiap perintah Allah.
  3. Membentengi diri dan generasi dari tiap tayangan merusak.
  4. Butuh sistem penjaga. Tiada lain sistem penjaga kefitrahan manusia adalah sistem Islam. Sistem yang menjaga peradaban manusia tetap mulia. Karena di dalamnya diberlakukan aturan pencegahan pun sanksi dari liberalisasi atas nama cinta dan hak asasi manusia.


Yakinlah, dengan Islam meniscayakan cinta akan terjaga, dan dijamin tidak Ambyar. Bahkan, cinta tersebut menjadikan manusia dengan suka rela mengabdikan dirinya untuk kemajuan syiar dan dakwah Islam. Aamiin.



#SOBAT_SWI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTEK KEPERAWATAN UJI KOMPETENSI LSP MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR SEBAGAI BAGIAN ASUHAN KEPERAWATAN

JENISE LAYANG BASA JAWA

UNGGAH UNGGUH BASA JAWA