Toleransi Islam Yang Dibawa Orang Arab Bernama Muhammad


"Toleransi Islam Yang Dibawa Orang Arab Bernama Muhammad"

Tak sedikit orang di negeri ini, yang berusaha untuk mendoktrin pola pikir publik atau masyarakat dalam hal toleransi beragama. Terutama, bagi pemeluk agama islam khususnya.

Namun sayang, toleransi yang digembor-gemborkan, diteriak-teriakan, disuguh-suguhkan sungguh kelewat batas. Kalau orang jawa bilang, "KEBABLASAN"

Pola pikir masyarakat yang beragama islam, digiring dengan pernyataan dan perbuatan. Yang bertujuan untuk, tidak mengapakan toleransi yang semacam itu terhadap agama lain. Semisal, bertoleransi dengan hari rayanya.

Yang mana, ikut berpartisipasi dalam acara hari rayanya agama selain islam. Ikut menggunakan simbol-simbol dan atribut-atribut dalam perayaan tersebut. Kemudian mengatasnamakan, inilah yang disebut toleransi dalam beragama. Sayangnya, yang melakukan doktrin yang demikian itu dari kalangan umat muslim itu sendiri.

Hanya sekedar saling mengingatkan, karena kita terikat dengan tali saudara seiman, ini perlu untuk dilakukan agar saling menyelamatkan.

Sebentar lagi dari kalangan agama nashara, merayakan hari rayanya. Yang menurut aqidahnya yaitu, hari raya natal untuk memperingati hari kelahiran tuhan dan anak tuhan. Yakni, Al-Masih Isa ibnu Maryam sebagai Allah nya atau tuhan sekaligus anak tuhan. Sedangkan menurut aqidah islam, Isa adalah utusan Allah dan Allah itu tidak dilahirkan dan tak memiliki anak. Jikalau kita ikut memeriahkan walaupun hanya sekedar ucapan selamat hari natal, sama saja kita dengan mendukung dan meyakini akan kebenaran aqidahnya mereka.

Maka dari itu, jangan anggap remeh sekecil apapun dalam urusan agama. Walaupun, hanya sekedar ucapan saja. Hanya dengan mengucapkan syahadatain, seorang bisa masuk islam pada saat itu juga. Dan karena ucapan, orang islam juga bisa keluar dari agamanya.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ

"Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam."

لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ ۘ 

"Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga (Trinitas)." (QS. Al-Ma'idah:72-73)

Begitu pula dengan peringatan tahun baru masehi. Bukan hanya satu agama, melainkan tiga agama sekaligus yang ditiru dan diikuti. Yahudi dengan kebiasaan meniup terompetnya, nashara dengan kebiasaan loncengnya dan pagan atau majusi dengan api atau petasan. Sedangkan Rasulullah sudah berpesan.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia dari golongan mereka."

Memang terkadang, sebagian dari orang islam masih ngeyel ikut-ikutan untuk memeriahkan. Dan mengatasnamakan sebagai bentuk dari toleransi yang saling menghormati. Sebagaimana mereka orang nashara, juga bertoleransi ikut dalam hari raya idul fitri.

Dan tidak dipungkiri, kebanyakan orang islam di negeri ini memang kelewat batas dalam bertoleransi. Entah karena ketidaktahuannya yang tak memiliki ilmu, atau ketidaktahuannya karena memang tak mau tahu, atau memiliki ilmu tapi tidak menerapkannya.

Ditambah lagi ada contoh perbuatan dari elite negeri dan dari seorang yang dianggap tokoh agama. Yang akhirnya publik menyimpulkan dan memutuskan, bahwa toleransi yang semacam itu tidak dilarang oleh agama.

Dahulu di zaman Rasulullah, kaum kafir quraisy mengajukan berbagai macam negosiasi demi menghentikan dakwah Rasulullah. Dari yang menawarkan harta, kedudukan dan kerajaan, Rasulullah tetap menolaknya.

Dari kegagalan tersebut, tidak lantas membuat kaum kafir quraisy kendur untuk menghentikan dakwah Rasulullah. Negosiasi tetap terus dilakukan. Hingga tiba saatnya dari kalangan kafir quraisy, bernegosiasi dalam hal agama.

Mereka mencoba menawarkan kepada Rasulullah untuk bertoleransi dalam beragama. Yang mana, Rasulullah diajak oleh kaum kafir quraisy untuk mencampur aduk agama Rasulullah dengan agama mereka. Mencampur aduk keyakinan (aqidah) Rasulullah dengan keyakinan (aqidah) mereka.

Yaitu, mereka kaum kafir quraisy memberikan tawaran akan menyembah, beribadah kepada tuhan yang disembah oleh Muhammad. Dan Muhammad disuruh juga untuk menyembah, beribadah kepada tuhan mereka. Setahun menyembah tuhan Muhammad, setahun Muhammad menyembah tuhan mereka. Dari peristiwa itulah kemudian turun surah Al-Kafirun. Bukan surah Al-Non Muslim lho ya...!

قُلْ يٰۤاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ ۙ 

"Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir!"

لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ ۙ 

"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,"

وَلَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ ۚ 

"Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,"

وَلَاۤ اَنَاۡ عَابِدٌ مَّا عَبَدْ تُّمْ ۙ 

"Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"

وَ لَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ ۗ 

"Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
(QS. Al-Kafirun:1-6)

Inilah toleransi yang sebenarnya, yang membiarkan setiap agama  beribadah menurut keyakinannya tanpa mengusiknya. Inilah toleransi yang diajarkan oleh Allah dan orang arab yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bukan toleransi yang diajarkan oleh orang nusantara.

Biarkanlah orang di luar islam mengikuti dan berpartisipasi pada hari raya kita umat muslim. Toh, kita tidak memaksa dan meminta mereka untuk mengikuti. Mereka berbuat yang demikian itu, atas kemauan mereka sendiri. Jadi, jangan ada rasa simpati yang berujung mengorbankan aqidah kita sendiri. Yang merasa tidak enak hati dan kurang menghargai, jika belum berbalas toleransi.

Islam yang dibawa oleh Muhammad orang arab, sudah sangat menjunjung tinggi dalam toleransi beragama. Toleransinya, sudah diporsikan sesuai porsi yang pas tanpa kelewat batas.

لَا يَنْهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَ تُقْسِطُوْۤا اِلَيْهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari negeri halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
(QS. Al-Mumtahanah:8)

Ayat ini menjadi bukti, bahwa agama islam sangat bertoleransi terhadap agama apapun dalam urusan kemanusiaan dan keduniaan.

Muhammad Furqon Abu Zahra



#SOBAT_SWI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTEK KEPERAWATAN UJI KOMPETENSI LSP MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR SEBAGAI BAGIAN ASUHAN KEPERAWATAN

JENISE LAYANG BASA JAWA

UNGGAH UNGGUH BASA JAWA