Mayoritas Rasa Minoritas, Itulah Saat Umat Diam Melihat Kedzaliman


Oleh: Mochamad Efendi

Sobat, pasti kamu tidak suka sama teman yang sok berkuasa dan berbuat sewenang-wenang-wenang pada teman yang yang lain. Biasanya dia digambarkan dengan sosok karakter yang bertubuh besar dan kuat. Dia juga memaksakan kehendaknya pada yang lain yang nampak lemah meskipun itu salah. Biasanya semua teman yang ada disekitarnya tidak berani melawan dan terpaksa mengikuti kehendaknya. Padahal, jika semua bersatu melawannya pasti dia juga keder dan tidak berani berbuat seenaknya pada temannya. Dia sebenarnya juga punya rasa takut lho gaes, pada teman yang tegas dan berani melawan dan mengatakan kebenaran.

Gambaran diatas kalo ditarik ke level negara, teman yang sok berkuasa itu adalah seperti penguasa rezim yang dzalim dan sewenang-wenang pada rakyatnya. Jika rakyat diam dan tidak melawan,  dia akan lebih leluasa  melakukan kedzalimannya.  Dia juga sangat takut dan terancam pada rakyatnya yang kritis dan berani menyampaikan kebebaran.

Meskipun, muslim mayoritas di negeri ini,  tapi terasa minoritas karena banyak dari umat yang diam dan tidak peduli dengan sekitar. Mereka menikmati kelezatan dalam beribadah saat menghadap Allah dalam sholatnya, tapi tidak perduli saat kedzaliman nyata terjadi di depan mata. Saat kebijakan mencekik rakyat mereka diam saja dan tidak perduli karena diangga buang-buang energi saja. Saat rakyat yang kritis diperlakukan tidak adil, mereka tidak merasakan seperti satu tubuh yang harusnya marasakan sakit saat saudaranya disakiti.

Sobat jadi pribadi sholeh dalam Islam tidak cukup lho. Seorang Muslim sejati harus peka dan perduli dengan problematika kehidupan yang terjadi disekitarnya. Dia harus menyampaikan kebenaran Islam meskipun harus berhadapan dengan penguasa. Kedzaliman, dan kemaksiatan harus dilawan agar penguasa menyadari bahwa umat tidak tidur dan kekuatan umat jangan dipandang sebelah mata. Rakyat harus diperhatikan dan dijadikan sebagai pertimbangan utama setiap mengambil keputusan dan kebijakan publik, bukan pengusaha asing aseng.

Di negeri yang mayoritas muslim harusnya tidak ada kriminalisasi ulama'. Tidak ada juga persekusi pada para pengemban dakwah. Tidak pula ada yang berani menistakan agama dan rasulullah. Faktanya, ajaran Islam dimonsterisasi, sehingga umat takut untuk berislam secara kaffah.  Meskipun jumlah penduduknya mayoritas muslim, umat tidak berdaya saat simbol islam dibakar dan diinjak injak begitu juga saat al-Qur'an dinistakan. Rasa minoritas meskipun hidup dalam negeri dengan mayoritas punduduknya Muslim.

Umat harusnya bisa dengan leluasa menjalankan ajaran Islam secara kaffah. Tapi faktanya tidak demikian. Walaupun Muslim mayoritas  tapi terasa minoritas di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim. Ingin menerapkan ajaran islam secara kaffah dituduh terpapar virus jahat radikaliame. Mayoriras Muslim tapi menolak diatur syariat Islam secara kaffah.  Aneh kan gaes,  Muslim kok alergi khilafah.  Padahal,  Islam hanya bisa diterapkan dengan sempurna dalam sistem khilafah.

Mayoritas Muslim tapi pemikirannya sekular, racun yang menjalar pada tubuh umat sehingga umat tidak lagi merasa satu tubuh sehingga satu bagian tubuh sakit,  bagian tubuh yang lain juga merasakan sakit.  Karena umat Islam tidak lagi merasa bersaudara,  mereka tidak saling perduli satu sama lain.  Mereka tidak berdaya dihadapan penguasa yang dzalim dan anti Islam. Walaupun umat Islam mayoritas, tapi mereka tidak boleh menuntut diterapkannya syariat Islam.  Umat Islam yang mayoritas harus rela diatur hukum kufur yang menghalalkan dosa besar. 

Umat Islam bagaikan buih di lautan.  Meskipun jumlahnya banyak tapi tidak menentukan kebijakan publik yang merugikan rakyat. Umat terpecah belah,  lemah dan mudah dijajah. Hanya khilafah yang akan mampu menyatukan potensi umat yang terpecah belah bagaikan serpihan remah-remah yang mudah dimakan oleh penjajah. Kekuatan umat harus disatukan dengan khilafah agar lebih bermartabat dan memimpin dunia.  Islam akan berjaya dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. 



#SOBAT SWI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTEK KEPERAWATAN UJI KOMPETENSI LSP MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR SEBAGAI BAGIAN ASUHAN KEPERAWATAN

JENISE LAYANG BASA JAWA

UNGGAH UNGGUH BASA JAWA